Metz Muntsani

"Kesunyian adalah teman sejati"

Posts Tagged ‘Teater’

Pesan Profetik Dalam Naskah Drama Tinjauan pedagogigs

Posted by metzz pada Juli 23, 2009

page 2

Pengertian Naskah Drama

Naskah drama (lakon) pada umumnya disebut scenario, berupa susunan (komposisi) dari adegan adegan dalam penuangan sebagai karya tulis, biasanya memiliki keterbatasan sesuai dengan fitrahnya.

Seni drama modern di Indonesia menurut Rendra seperti yang telah dikutip Syamsul Edeng Ma’arif tim kehadirannya timbul dari golongan elit yang tidak puas ndengan komposisi drama rakyat dan seni drama trdisional. Naskah sandiwara mulai sangat dibutuhkan, karena dialog yang dalam dan otentik dianggap sebagai mutu yang penting.[1]

Naskah drama adalah suatu cerita drama dalam bentuk dialog atau dalam bentuk Tanya jawab antar pelaku. Sedangkan penyajiannya  melalui dialog dan gerak para pelaku dari sebuah panggung kepada penoton.

Dalam persiapan sebuah pertunjukan drama atau pun produksi felm maupun senetron, naskah drama adlah instansi pertama yang berperan sebelum asampai ketangan sutradara dan para actor. Naskah drama (lakon) bisa berdiri sendiri sebagai bacaan berupa buku cerita (klasifikasi sastra lakon).Ketika nashah itu akan dimainkan, biasanya di ketik kembali dalam format yag khusus untuk para pemain dan awak produksi.[2]

Biasanya naskah drama ditulis untuk kepentingan pementasan yang diangkat dari isu-isu yang terjadi dalam masyaraktf. Namun ada juga naskah drama yang berupa adaptasi dari novel, puisi, cerpen dan karya sastra yang dapat diadaptasi yang dari keseluruh cerita itu di tulis ulang menjadi naskah drama.

Naskah drama (lakon) merupakan penuangan dari ide cerita kedalam alur cerita  dan susunan lakon. Seorang penulis naskah drama dalam proses berkaryanya bertolak dari tema cerita. Tema itu ia susun jadi sebuah cerita yang terdiri dari peristiwa-peristiwa, yang memiliki alur yang jelas dengan ukuran dan panjang yang perhitungkan menurut kebutuhan sebuah pertunjukan. Bisa untuk satu jam duan jam atau lebih. Karena itu dalam penyusunannya harus berpegang pada azas kesatuan (Unity). Baca entri selengkapnya »

Posted in Sastra & Budaya | Dengan kaitkata: , , , , , | Leave a Comment »