Metz Muntsani

"Kesunyian adalah teman sejati"

Posts Tagged ‘Profetik’

Pesan Profetik Dalam Naskah Drama Tinjauan Pedagogigs

Posted by metzz pada Juli 23, 2009

page 4

Keterkaitan Naskah Drama Dengan Profetik Pendidikan

Berkenaan dengan nilai-nilai profetik pendidikan, ada anggapan yang menyatakann bahwa banyak keterkaitan antara pesan profetik naskah drama dengan dunia pendidikan. Bagi masyarakat pencinta seni (sastra), diakui atau tidak, sebuah drama mengandung pesan moral yang dapat diserap. Sedangkan nilai moral merupakan bagian terpenting dari dunia pendidikan dan salah satu terpenting pula dalam pesan profetik naskah drama.

Naskah drama merupakan karya sastra (seni), yang sebagai salah satu media pendidikan untuk menyampaikan pesan moral. Di sini, drama dapat berwujud naskah dan dapat pula berwujud pementasan. Dalam wujud naskah, pihak yang terlibat adalah pengarang dan pembaca. Dalam wujud pementasan, pihak yang terlibat cukup banyak. Sekurang-kurangnya ada pengarang naskah (jika pementasan berdasarkan naskah), kru pementasan (yakni, antara lain, pemain, sutradara, penata musik, dan penata artistik), dan penonton.

Selain hal itu, drama selain sebagai hiburan bagi masyarakat penonton adalah terkandung di dalamnya nilai pendidikan yang diusung, sebab tontonan tidak hanya sekedar tononan melainkan tuntunan bagi setiap penggemarnya. Dan naskah drama tidak hanya sebagai bahan bacaan untuk menghilangkan jemu dan penat, melainkan penyampaian pesan untuk menjadi sebuah ruang refleksi bagi si pembaca. Naskah drama ataupun drama itu sendiri merupakan seruan, ajakan, pemberi kabar, dan ruang penyadaran atau pemahaman. Hal ini sebagaimana yang diserukan Allah Swt. dalam Al-Qur’an, “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik” (An Nahl: 125)

Sedangkan pemahaman menurut S. Nasution memerlukan pemikiran, oleh karena itu lebih sulit dari pada pengetahuan.[1] Pemahaman sendiri bertingkat menurut taraf kesulitannya, pemahaman dapat dengan perkataan sendiri, dapat pula merupakan kemampuan untuk menafsirkan suatu teori/melihat konsekuensi/implikasi, meramalkan kemungkinan atau akibat sesuatu. Maka drama sebagai media pendidikan, tentu tidak hanya menontonkan sesuatu sesuatu. Akan tetapi merupakan ruang refleksi atau pemahaman setiap yang terlingkup di dalamnya.

Naskah drama atau drama sebagai salah satu media tentu dituntut mampu merasuk pada pembaca dan penggemarnya. Sebagaimana menurut Gagne, media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa (anak didik) yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu, Briggs berpendapat bahwa media adalah alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.[2] Dan anak didik atau siswa dalam naskah drama adalah pembaca dan penggemarnya. Baca entri selengkapnya »

Posted in Sastra & Budaya | Dengan kaitkata: , , , , | Leave a Comment »

Pesan Profetik Dalam Naskah Drama Tinjauan Pedagogigs

Posted by metzz pada Juli 23, 2009

page 1

Kajian Pesan profetik

Kalau membicarakan pesan dakwah dalam naskah atau teks apalagi dalam sebuah karya seni apapun tentu tidak lepas dari pengertian pesan itu sendiri, yaitu; gagasan atau ide yang disampaikan komunikator kepada komunikan untuk tujuan tertentu.[1]

Jadi pesan dakwah adalah sebuah gagasan-gagasan kebenaran, idealisme kebaikan atau ajaran-ajaran yang disampaikan agar komunikan dapat dipengaruhi olehnya. Materi untuk mempengaruhi tersebut adalah materi dakwah itu sendiri. Dengan materi tersebut dasar maksud komunikator adalah untuk memberikan penerangan, mempengaruhi, mendidik bahkan memaksa.[2] Sebagai umat Muslim tentu pengaruh tersebut adalah ajakan untuk lebih beribadah kepada Allah, amar ma’ruf nahi munkar serta beriman kepada Allah.

Jika yang dimaksud pesan seperti yang dikatakan oleh Jalaluddin Rahmad untuk mempengaruhi orang lain, maka kita harus menyentuh motif yang menggerakkan atau mendorong perilaku komunikate.[3] hal ini dilakukan agar bahasa dalam message  appeals (imbauan pesan) yang dilakukan tepat dan betul-betul berdasar dari emosi bukan pemikiran semata.[4]

Sehingga bahasa sangatlah penting untuk dikaji, karena selain penguasaan dan penangkapan dari komunikan melalui pesan yang verbal maupun non verbal keduanya dapat lahir dari pilihan bahasa yang digunakan komunikator. Sementara naskah yang merupakan rangkaian tulisan pada sebuah benda diantaranya kertas atau buku yang kemudian menjadi teks, maka pesan nonverbal atau yang verbal kembali menjadi non verbal akibat pemberian arti oleh masyarakat yang cenderung arbitrer (semaunya) bahkan oleh kelompok-kelompok social.[5] Bahkan pesan linguistic tak jarang mengakibatkan dampak besar terhadap masyarakat; konflik agama, penyimpangan keyakinan, dekadensi moral dan lain sebagainya. Hal itu dikarenakan pesan yang lahir dari bahasa atau pesan lingistik-nya, memberikan pemahaman yang berseragam sedangkan bahasa pada hakekatnya menjelmakan sebuah kebudayaan seseorang, bahasa merupakan medium tanpa batas yang membawa segala sesuatu di dalamnya.[6]

Karena naskah adalah teks dan teks terdiri dari bahasa, maka disitulah pentingnya hermeneutika sebagai interpretasi pada ilmu-ilmu kemanusiaan. Yang tentunya di dalamnya terdapat pesan-pesan yang diinginkan dari sang penulis (baca komunikator). Melalui bahasa kita berkomunikasi, tetapi melalui bahasa pula kita bisa salah paham dan salah tafsir. Arti atau makna dapat kita peroleh tergantung factor-faktor : Siapa yang berbicara, keadaan khusus yang berkaitan dengan waktu, tempat ataupun situasi yang dapat mewaranai arti peristiwa bahasa.[7] Baca entri selengkapnya »

Posted in Sastra & Budaya | Dengan kaitkata: , , , | Leave a Comment »