page 4
Keterkaitan Naskah Drama Dengan Profetik Pendidikan
Berkenaan dengan nilai-nilai profetik pendidikan, ada anggapan yang menyatakann bahwa banyak keterkaitan antara pesan profetik naskah drama dengan dunia pendidikan. Bagi masyarakat pencinta seni (sastra), diakui atau tidak, sebuah drama mengandung pesan moral yang dapat diserap. Sedangkan nilai moral merupakan bagian terpenting dari dunia pendidikan dan salah satu terpenting pula dalam pesan profetik naskah drama.
Naskah drama merupakan karya sastra (seni), yang sebagai salah satu media pendidikan untuk menyampaikan pesan moral. Di sini, drama dapat berwujud naskah dan dapat pula berwujud pementasan. Dalam wujud naskah, pihak yang terlibat adalah pengarang dan pembaca. Dalam wujud pementasan, pihak yang terlibat cukup banyak. Sekurang-kurangnya ada pengarang naskah (jika pementasan berdasarkan naskah), kru pementasan (yakni, antara lain, pemain, sutradara, penata musik, dan penata artistik), dan penonton.
Selain hal itu, drama selain sebagai hiburan bagi masyarakat penonton adalah terkandung di dalamnya nilai pendidikan yang diusung, sebab tontonan tidak hanya sekedar tononan melainkan tuntunan bagi setiap penggemarnya. Dan naskah drama tidak hanya sebagai bahan bacaan untuk menghilangkan jemu dan penat, melainkan penyampaian pesan untuk menjadi sebuah ruang refleksi bagi si pembaca. Naskah drama ataupun drama itu sendiri merupakan seruan, ajakan, pemberi kabar, dan ruang penyadaran atau pemahaman. Hal ini sebagaimana yang diserukan Allah Swt. dalam Al-Qur’an, “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik” (An Nahl: 125)
Sedangkan pemahaman menurut S. Nasution memerlukan pemikiran, oleh karena itu lebih sulit dari pada pengetahuan.[1] Pemahaman sendiri bertingkat menurut taraf kesulitannya, pemahaman dapat dengan perkataan sendiri, dapat pula merupakan kemampuan untuk menafsirkan suatu teori/melihat konsekuensi/implikasi, meramalkan kemungkinan atau akibat sesuatu. Maka drama sebagai media pendidikan, tentu tidak hanya menontonkan sesuatu sesuatu. Akan tetapi merupakan ruang refleksi atau pemahaman setiap yang terlingkup di dalamnya.
Naskah drama atau drama sebagai salah satu media tentu dituntut mampu merasuk pada pembaca dan penggemarnya. Sebagaimana menurut Gagne, media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa (anak didik) yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu, Briggs berpendapat bahwa media adalah alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.[2] Dan anak didik atau siswa dalam naskah drama adalah pembaca dan penggemarnya. Baca entri selengkapnya »